Ayam petelur skala rumahan sering dimulai dengan 100 ekor. Hal itu dikarenakan terbatasnya lahan yang dijadikan sebagai lokasi peternakan membuat jumlah ayam yang diternakkan tidak boleh terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Biaya operasional ayam petelur yang besarlah yang menjadi alasan mengapa pemula harus membudidayakan ayam petelur dengan jumlah 100 ekor ini. Barulah nantinya ketika dirasa ternak ayam ini sukses dan berhasil bisa dilanjutkan dengan skala industri yang mana jumlahnya 1000 ekor.
Ada beberapa hambatan yang harus dilalui peternak ayam ini yang mana membuat ternak ayam ini tidak seperti yang diharapkan. Berikut adalah beberapa hambatan yang sering terjadi pada ternak ayam petelur 100 ekor dan cara mengatasinya yang bisa dilakukan:
Biaya Pakan yang Besar
Salah satu hambatan atau risiko yang harus dilalui oleh peternak ayam skala rumahan 100 ekor adalah biaya pakan yang besar. Pakan ini mempengaruhi pertumbuhan ayam selama petelur yang diternakkan. Semakin tercukupi dengan baik pakan ayam tersebut maka tumbuh kembang dan produktivitas ayam juga akan semakin baik. Begitu pula sebaliknya. Untuk menyiasati biaya pakan yang besar ini peternak bisa memberikannya pakan alternatif dan juga pemberian probiotik sehingga pakan bisa terserap dengan sempurna. Pemberian probiotik ini juga bisa membuat kotoran ayam tidak berbau sehingga sangat bagus untuk bisnis ternak ayam petelur skala rumahan.
Tumbuh Kembang Tidak Merata
Hambatan ternak ayam petelur 100 ekor yang sering terjadi adalah tumbuh kembang ayam tidak merata. Penyebabnya adalah pengawasan yang kurang dan juga pemerataan pakan yang tidak tepat. Ayam yang mendapatkan cukup pakan akan memiliki bobot yang berat sedangkan yang tidak akan memiliki bobot yang kecil. Oleh sebab itulah evaluasi dan penimbangan bobot ayam perlu dilakukan secara kontinyu setiap minggu. Jika terlambat diatasi akan membuat ayam dengan bobot rendah produktivitasnya juga menjadi rendah.
Kadar Amonia yang Tinggi
Karena keterbatasan lahan banyak peternak yang harus menghadapi kandang dengan kadar amonia yang tinggi. Kadar ini akan membuat ayam menjadi tidak nafsu makan sehingga nutrisi yang didapatkan ayam menurun. Untuk mengatasi kadar amonia yang tinggi peternak harus segera membersihkan kandang supaya kadar amonia tersebut menjadi hilang. Kebersihan kandang yang kurang terjagalah yang dipercaya menyebabkan kadar amonia ini menjadi menumpuk.
Baca Juga : 4 Resiko Ternak Ayam Petelur yang Patut Diwaspadai
Tingkat Stres Tinggi
Hambatan selanjutnya yang mesti dihadapi peternak adalah tingkat stress ayam yang tinggi. Sempitnya kandang dan juga lokasi perumahan yang berbeda dengan lokasi peternakan skala industri menjadi pemicu stress tinggi pada ayam. Untuk mengatasi ayam dengan tingkat stress yang tinggi ini adalah bisa dipisahkan dari kelompoknya. Ketika dirasa sudah tenang ayam bisa dikembalikan ke dalam kandang kembali. Ayam yang stress akan menunjukkan tanda seperti tidak nafsu makan, hiperaktif, terlihat gelisah, sering bersuara dan menimbulkan kegaduhan, dan lain sebagainya.
Suka dan Tidak Suka
Risiko yang dihadapi oleh peternak selanjutnya adalah menghadapi risiko suka dan tidak suka dari tetangga. Soal suka dan tidak suka ini merupakan hal yang wajar namun peternak juga harus tahu jika tetangganya memiliki hak untuk mendapatkan lingkungan rumah yang nyaman. Oleh sebab itu agar tetangga juga nyaman selalu jaga kebersihan lingkungan peternakan supaya tidak menimbulkan bau yang menyengat. Selain itu pemilihan pakan juga sangat diperlukan tujuannya supaya kotoran yang dikeluarkan ayam tidak berbau.
Memang hasil yang didapatkan oleh peternak skala rumahan ini tidak sebanyak dengan skala industri. Oleh sebab itu jika sudah berhasil dengan ternak ayam petelur 100 ekor perbesarlah bisnis dengan menggeluti ternak ayam skala industri.